Pati - Seorang remaja perempuan diduga korban pemerkosaan ditemukan di rumah kosong di Kabupaten Pati usai sempat hilang empat bulan. Kuasa hukum korban menceritakan mirisnya kondisi korban saat pertama kali ditemukan.
"Jadi sebenarnya awal kejadian sekira bulan April 2022, anak tersebut hilang dari rumah. Awalnya korban itu main, kenalan sama pelaku ini. Setelah satu, dua, tiga sampai sekian hari, bulan, tidak pulang-pulang," jelas kuasa hukum korban, Maskuri saat dihubungi, Jumat (5/8/2022).
Menurutnya, orang tua korban sempat mencari anaknya sampai ke beberapa daerah luar Pati. Namun korban tidak kunjung ditemukan.
"Selama empat bulan kurang lebih itu, bukan tidak dicari orang tuanya. Bahkan (dicari) sampai ke luar kota. Tapi tidak diketemukan dan HP-nya tidak bisa dihubungi. Hampir putus asa gitu," kata Maskuri.
Maskuri menjelaskan orang tua akhirnya mendapatkan informasi yang menyebut anaknya berada di sebuah rumah di Kecamatan Dukuhseti. Lantas orang tua memeriksa dan ternyata benar anaknya ditemukan di kamar dengan kondisi memprihatinkan.
"Keluarga mendapatkan informasi ada di suatu daerah. Di suatu tempat, akhirnya di rumah kosong. Lha kemudian karena keluarga meyakinkan ada di situ didobrak dari belakang. Ditemukan dalam kamar dalam kondisi yang memprihatinkan sekali," terang Maskuri.
Dia menjelaskan korban dalam kondisi lemah tidak berdaya. Kata dia korban tidak mampu berteriak ataupun berbicara. Korban hanya lemah berbaring di tempat tidur.
"Selama di situ korban disekap kenapa tidak keluar, tidak kabur, kok tidak teriak. Anak tersebut ngomong saja tidak bisa, kedua berdiri saja tidak mampu, duduk tidak bisa. Dan faktanya seperti itu, belum bisa ngomong cuma bisa berbaring," jelasnya.
Lanjut dia orang tua membawa korban untuk dirawat ke rumah sakit. Orang tuanya pun sudah melaporkan kepada polisi.
"Kemudian pasca diketemukan orang tua, orang tua khawatir dibawa ke salah satu orang sakit. Orang tuanya hari Senin (1/8) kemarin lapor dengan polisi. Dikasih surat pengantar visum," terang dia.
Dia menambahkan korban dalam kondisi belum bisa diajak komunikasi secara normal. Diduga korban saat berada di rumah kosong itu mendapatkan bantuan makan tetangga. Hanya saja warga sekitar disebut tidak berani melaporkan kepada pihak berwajib.
"Itu karena keterbatasan komunikasi karena ngomong sangat susah, jadi satu, dua kata itu. Tapi disimpulkan oleh ibu, anaknya mengalami tindakan fisik visual dan psikis, selama disekap itu ibaratnya makan itu sehari makan sudah bersyukur," jelas dia.
"Selama ini itu kan tahu ada korban. Di saat terduga pelaku keluar rumah, orang kasihan dikasih makan, dilemparkan lewat makan dan jendela," pungkas Maskuri.
0 komentar:
Posting Komentar